"Sometimes to lead is to know what
not to do (Terkadang, untuk memimpin dibutuhkan pengetahuan apa saja yang tidak
boleh dilakukan". Kira-kira begitulah pengalaman pribadi saya selama
bekerja kurang lebih satu tahun sejak lulus dari universitas. Tentu saja
sebagai lulusan baru (fresh graduate), saya
masuk di bagian rantai makanan paling bawah dari sebuah tim (alias jadi
tukang bantu-bantu).
Namun bukan menjadi sebuah keputusan yang
saya sesali karena banyak hal yang saya pelajari terutama ketika bekerja dalam
tekanan yang berat dan tenggat waktu yang singkat. Ya, memang begitulah
konsekuensi dari bekerja di Kantor Akuntan Publik ternama di Dunia. Sesuai
dengan nature nya, pekerjaan di Firma memang
lebih kepada proyek-proyek jadi bukan sebuah pekerjaan administratif seperti
pekerjaan kantoran pada umumnya.
Disinilah saya bertemu banyak project leader dengan berbagai macam
karakteristik kepemimpinan yang membuka wawasan saya tentang "what to
do" dan "what
not to do" sebagai seorang pemimpin. Untuk kali ini, saya bahas "what not to do" nya
saja ya, karena menurut saya 5 hal utama ini yang harus kita hindari saat
memimpin.
1. Jangan pernah Panik!
Kerjaan numpuk, klien yang rese nya minta
ampun, sampai bos yang nuntut macem-macem adalah hal-hal biasa yang akan
menghinggapi kita saat musim-musim kerjaan yang membara (kalau Auditor sih
nyebutnya peak season).
Gak salah kalau saya bilang rasanya kayak mau lompat dari gedung kantor. Namun
hal-hal ini tidak seharusnya membuat seorang pemimpin terlihat panik dihadapan
subordinatnya (anak buah). Lead
by example (Memimpin dengan
menjadi contoh) adalah prinsip yang tepat karena jika pemimpinnya saja panik,
bayangkan apa yang menjadi reaksi subordinat ketika melihat pemimpin timnya
marah-marah tanpa alasan yang jelas atau mempermasalahkan hal-hal kecil seperti
waktu makan siang yang dipersingkat untuk mengejar target.
2. Jangan mengatur semuanya sendiri!
"Working paper dah kelar belum?",
“Desainya dah kelar belum?”, “Dah kelar belum.. dah kelar belum? Kalau kalimat
ini yang paling sering keluar dari mulutmu, sudah pasti kamu adalah seorang micro manager. Semua-semua pingin kamu
urus,. Bagus sih, karena kualitas pasti terkontrol dan memberi kepastian hati.
Tapi tunggu dulu, taukah kamu bahwa dengan mengurus semuanya dari A-Z itu
berarti kamu tidak percaya dengan kemampuan subordinatmu. Ingat, kamu adalah
manajer, bukan pelaksana. Jika pemimpinnya saja tidak mempercayai
subordinatnya, bagaimana dengan kepercayaan subordinatnya terhadap anggota tim
yang lain?
3.
Jangan menganggap anak buah sebagai anak bawah!
Saat peak
season di tempat kerja saya, salah seorang pemimpin tim mengatakan di depan
setiap anggota tim. “You’re all replaceable,
without you the project can be done”. Ini adalah sebuah kalimat paling
berbahaya untuk diucapkan. Memang benar, masih banyak tersedia subordinat lain
untuk menggantikan kita, untuk mengerjakan pekerjaan kita namun bukan berarti
kita tidak menghargai keberadaan seseorang didalam tim. Hargai setiap anggota
timmu tanpa melihat jabatannya karena dengan demikian setiap orang akan
menghargai keputusan yang kamu ambil dan memiliki tingkat keinginan yang sama
untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan yang kamu targetkan.
Demikianlah 3 hal berharga mengenai
kepemimpinan. Semoga dapat menginspirasi semua pemimpin saat ini dan masa
depan untuk menjadi pemimpin yang baik dan berharga bagi lingkungannya. (HSIN)